Popular Topic

- |
- 23 May 2018
Pertanyaan dari Kasus El Loco
Dikutip dari KompasianaPenulis
Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
(penggalan "Sajak Sebatang Lisong' karya WS Rendra)
Ketika diberitakan oleh media sebagai pemain yang tidak disiplin, tidak profesional atau tidak dimainkan karena tidak sesuai dengan skema sang pelatih, ia hanya diam. Pemberitaan itu tak hanya sekali, tapi ia tetap diam.
Bagi penggemar sepakbola, Cristian Gonzales adalah tipe penyerang yang haus gol. Ia dikenal mampu dalam penempatan posisi yang pas. Kemampuan fisiknya pun tak kalah dengan para pemain muda.
Terakhir sudah diperlihatkannya saat debut bersama PSS Sleman menghadapi PS Mojokerto Putro di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 26 April 2018.
Diturunkan sebagai pemain pengganti di menit ke-78, ia hanya butuh enam menit untuk membuktikan ketajamannya. Dengan cerdik ia berdiri di posisi tepat untuk menanduk bola umpan dari Thaufan Hidayat, dan debutnya berbuah gol.
Ia tetap tajam, dan ganas seperti julukannya El Loco atau sang pembunuh. Tak heran jika PSS Sleman tertarik untuk memakai tenaga, membantu menggapai ambisi naik ke Liga 1. Ambisi yang layak karena tim ini memiliki hampir segalanya untuk itu, baik finansial, stadion dan suporter yang luar biasa.
Perpindahan ke PSS Sleman dari Madura United ternyata bukan jalan yang mudah bagi Cristian Gozales.
Peminjaman
Saat datang ke Sleman, 14 April 2018 ia belum resmi sebagai pemain tapi bintang tamu karena diundang menghadiri peluncuran tim. Tapi di media sudah beredar berita ia melarikan diri dan bergabung dengan Sleman.
Isu itu makin memperkeruh suasana. Hanya terus berhembus berita dari klubnya, seperti diberitakan Madura United yang menyatakan kecewa melalui manajernya, Haruna Soemitro atas sikap ketidakprofesionalan Gonzales, yang dimuat dalam website resmi klub 17 April 2018.
"Pada akhirnya kita akan memutuskan secara cepat, sampai hari ini kita belum mengambil keputusan yang tegas terkait itu. Tetapi terhadap sikap ketidak profesionalan Gonzales ini tentu adalah sesuatu yang sangat serius," tegas Haruna.
Masalah yang terus berlarut, hingga dalam sebuah konperensi pers tanggal 20 April 2018 manajer Madura United, Haruna Soemitro mengatakan bahwa klubnya sudah memecat Gonzales.
Alasan pemecatan itu, seperti diberitakan kompas.com, karena pemain yang pertama kali dinaturalisasi itu melakukan tindakan indisipliner. Ia dianggap telah melanggar kesepakatan kontrak yang sudah terikat dengan klub berjulukan Laskar Sape Kerrap tersebut.
Pemecatan itu juga membuat El Loco menjadi pemain bebas, yang bisa dikontrak oleh klub manapun. Setidaknya itu konsekuensi dari keputusan yang ada.
Gonzales tak memberikan tanggapan. Begitu juga isterinya, Eva Gonzales yang juga merangkap manajernya.
Debutnya pada 26 April 2018 menjawab isu yang ada, memberikan kepastian bahwa ia sudah berganti kostum, dipinjamkan ke PSS Sleman. "Saya hanya ingin bermain sepakbola," ujarnya singkat.
Rupanya berbagai isu yang tak juga reda membuat gerah Gonzales. Ia lalu mengadukan hal itu ke Bareskrim Polri pada 27 April 2018, sehari setelah debutnya itu. Dua pihak yang diadukan yakni manajer Madura United, Haruna Soemitro dan akun resmi instagram klub itu, kata pengacara Gonzales, Sunan Kalijaga.
Sejak pengaduan itu, makin gencar berita yang berseliweran. Gonzales dan isterinya tetap diam saja.
Hingga 5 Mei 2018, dalam konperensi pers juga, manajer Madura United, Haruna Soemitro menyampaikan pencabutan surat perjanjian peminjaman Gonzales kepada PSS Sleman.
Publik pun terperangah. Logika juga tergugah.
"Bukankah manajer klub itu sendiri yang memecat Gonzales per 20 April 2018?" Jika seorang pemain dipecat, berarti tak ada lagi hubungan apapun dengan klub itu, kecuali kenangan indah bersama rekan sesama tim dan suporternya.
"Jika ada pencabutan peminjaman, berarti ada surat perjanjian antara kedua klub?. Berarti Gonzales tidak minggat dari Madura United? Berarti ada transfer uang sekian rupiah dari PSS ke Madura United".
Peminjaman itu memang ada, tertanggal 15 April 2018, yang berisi empat poin dan tidak ada klausul yang berbunyi "sewaktu-waktu bisa dicabut" oleh pihak pertama (Madura United).
Peminjaman itu juga sah, karena ketika Gonzales bermain bersama PSS Sleman pada 26 April 2018, berarti ia sudah diakui sebagai pemain klub itu oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Logika dari fakta yang ada tidak meredam badai yang menimpa Gonzales. Sehari setelah itu, menjelang melakukan pemanasan ke lapangan di markas Persegres Gresik, turun perintah dari PT LIB bahwa Gonzales dicoret dari Daftar Susunan Pemain (DSP).
Entah apa reaksi dan suasana yang ada di ruang ganti pemain saat itu. Kegaduhan, kemarahan, kekecewaan ataukah tangis yang ada?. Entah.
Melalui media, bisa dibaca reaksi PSS Sleman yang muncul keesokan harinya, 7 Mei 2018 melalui manajer tim, Sismantoro.
"Apa yang sudah diminta Madura kita penuhi, bukti transfer sudah ada, surat keluar dari Madura sudah kita pegang, pengesahan dari PT Liga sudah ada. Lha kenapa waktu technical meeting nggak ada masalah, baru 30 menit sebelum pertandingan tiba-tiba ditelepon nggak boleh dimainkan. Ini gila to," ujarnya.
Keputusan itu juga terbilang ekstra cepat. Jika mengacu pada pernyataan pencabutan peminjaman pada 5 Mei 2018, yang jatuh hari Sabtu berarti hanya sehari saja sudah ada keputusan dari PT LIB, tepatnya 6 Mei 2018 yang hari Minggu.
Sejak Itulah
Gonzales tak sekedar pemain kelas atas, ia juga tumpuan PSS Sleman untuk mampu naik kasta ke Liga 1. Maka ia dikabarkan jadi pemain dengan kontrak termahal di Liga 2 dengan status pinjaman dari Madura United.
Sejak itulah Gonzales tak lagi bisa mengenakan seragam PSS Sleman, tak bisa turun membela klub kebanggaan warga Sleman yang berjuluk Elang Jawa.
Ketidakadilan yang ia terima menjadi bebatuan yang membisu. PSS Sleman pun tak melakukan tindakan apapun, setidaknya begitu yang kita cermati dari media, untuk hal yang telah merugikan timnya. Meski pemutusan perjanjian lewat konperensi pers itu jelas mencoreng wajah mereka.
Banyak pertanyaan bisa terlontar dari kasus ini. Bagaimana status Gonzales dengan pemutusan perjanjian itu? Apakah seperti pernyataan PT LIB ia kembali menjadi pemain Madura United, dan menyarankan diselesaikan secara keluargaan.
Pemecatan Gonzales oleh Madura United pada 20 April 2018 dalam konperensi pers rupanya tidak menjadi pertimbangan PT LIB untuk melakukan klarifikasi. Jika hal itu tidak benar, semestinya PT LIB melakukan teguran, jika benar mestinya mencabut pelarangan Gonzales bermain dengan PSS Sleman karena ia bukan lagi milik Madura United.
Jika berkelit bahwa belum ada pemutusan kontrak secara legal antara Madura United dengan Gonzales setelah konperensi pers, apakah pernyataan di depan awak media itu sekedar lawakan saja? Tidakkah itu bisa dikategorikan pembohongan publik?
Bagaimana juga nasib transfer peminjaman El Loco yang sudah dipenuhi oleh PSS Sleman, apakah dikembalikan dengan pembatalan itu atau akan menguap begitu saja?
Seribu pertanyaan bisa diajukan dalam kasus ini. Seribu argumentasi yang kosong ataupun tidak bisa menyertainya.
Namun pertanyaan Gonzales yang pernah terucap darinya hanya satu saja: "Saya tidak pernah mengerti dan tahu, kenapa diperlakukan seperti ini?." Dikutip dari Kompasiana.com.
Untuk download Aplikasi klik disini Dangduter atau kunjungi Play Store di Android anda
Jangan lupa kunjungi akun Sosmed Dangduter ya.
FB : @Dangdutercom
Twitter : @Dangdutercom
IG : @Dangdutercom